Minggu, 14 Oktober 2012

Metode belajar



METODE DAN EFISIENSI BELAJAR




Disusun oleh :
Abdul Muis (11470019)

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
KEPENDIDIKAN ISLAM
2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar (Whiterington, 1982:10). Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.

B.     Pengertian

Efisien, menurut Freemont E. Kast, adalah optimasi sumber daya yaitu yang termudah cara mengerjakannya, termurah biayanya, tersingkat waktunya, teringan bebannya, dan terpendek jaraknya. Bila dalam suatu usaha mencapai tujuan tertentu dianggarkan 100 juta, tetapi dengan metode baru dapat dikerjakan dengan 80 juta, maka terdapat efisiensi sebesar 20 juta.[1] Dari sini dapat dipahami bahwa efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya.[2] Efisiensi berarti pula melakukan segala sesuatu secara benar, tepat, akurat dan mampu membandingkan antara besaran input dan output.[3]


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Metode Belajar
Metode belajar dibagi  menjadi dua yaitu ; metode kuantitatif dan kualitatif.[4]
Dengan demikian, seseorang peneliti yang mengidentifikasi dirinya sebagai peneliti kuantitatif atau kualitatif adalah salah kaprah. Metode penelitian hanyalah sebuah alat, dan alat tersebut harus dipilih sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang jelas.
Secara garis besar, pengelompokan metode penelitian dibedakan menurut kategori tipe metode penelitian, yang disebut taksonomi, menjadi enam kategori.
Keenam kategori tersebut sebagai berikut :
a). Kuantitatif Eksperimen, kuasi eksperimen, korelasional, dan metode-metode lain yang mencakup pengumpulan data kuantitatif dan cara analisisnya menggunakan statistik: analisis varian, uji t, regresi, dan sebagainya. Misal, uji t untuk menguji apakah hasil belajar siswa artikel ini disalin dari yang dibelajarkan melalui multimedia berbeda dengan yang belajar melalui buku teks.
b). Kualitatif Observasi, studi kasus, wawancara, dan metode-metode lain yang melibatkan pengumpulan data secara kualitatif dan cara analisisnya menggunakan eksplanasi data. Misalnya, untuk mengetahui secara mendalam apakah siswa yang belajar melalui web benar-benar memperoleh manfaat yang besar.
c). Teori kritik Dekonstruksi atau uraian dengan teks atau teknologi dan system yang menyajikannya melalui penelusuran oposisi berpasangan, agenda tersembunyi. Misalnya, analisis kritis tentang.
d). Historis Rekonstruksi objektif dan akurat masa lalu, sering berkaitan dengan dipertahankannya suatu hipotesis. Misalnya, bahwa pengalaman belajar masa lalu memberikan kontribusi bagi pembentukan kepribadian anak.
e). Kajian literatur Berbagai bentuk atau format sintesis penelitian yang mencakup analisis dan integrasi bentuk penelitian lain, misalnya menghitung frekuensi dan meta-analisis.
f). Metode gabungan Pendekatan-pendekatan penelitian yang menggabungkan metode-metode yang biasanya kuantitatif dan kualitatif. Untuk melakukan triangulasi temuan-temuan. Misalnya, rancangan prates, pasca tes diintegrasikan dengan hasil observasi.
B. Efisiensi Belajar
Dalam konteks belajar, efisiensi mempunyai arti, meningkatkan kualitas belajar dan penguasaan materi belajar, mempersingkat waktu belajar, meningkatkan kemampuan guru, mengurangi biaya tanpa mengurangi kualitas belajar mengajar. Bagi suatu lembaga pendidikan, pengertian efisiensi tersebut tampaknya mengarah padaefisiensi yang memberikan arti peningkatan kemampuan guru dalam proses belajar-mengajar. Hal ini karena dalam proses belajar mengajar yang mementingkan hubungan peserta didik dan guru, guru menjadi pihak yang aktif.[5]
Efisiensi dapat dimaknai menjadi dua macam efisiensi,[6]
1. Efisiensi Usaha Belajar
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prestasi yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha seminimal mungkin. Usaha dalam hal ini adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendapat hasil belajar yang memuaskan, seperti: tenaga dan pikiran, waktu, peralatan belajar, dan hal-hal lain yang relevan dengan kegiatan belajar.
2. Efisiensi Hasil Belajar
Sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan efisien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi.
Pertanyaannya sekarang adalah faktor apa yang dapat menunjang efisiensi belajar? Mengenai faktor penunjang efisiensi belajar ini, paling tidak terdapat tiga faktor yang dapat menjadi penunjang efisiensi dalam proses pembelajaran, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan materi pelajaran serta pendekatan belajar.
1. Faktor internal (faktor dari dalam) yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik, faktor-faktro internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

a. Faktor fisiologis yakni yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a). Keadaan tonus jasmani, yakni keadaan sakit tidaknya kondisi fisik.
b). Keadaan fungsi jasmani. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi                   pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama fungsi pancaindra, seperti:pendengaran, penglihatan dan sebagainya.
b. Faktor psikologis yakni yang berkaitan dengan keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan peserta didik, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik) yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik yang setiap hari melaksanakan aktifitas sehari-hari yang berperan penting dalam pembentukan karakter psikologi anak tersebut.
Selain karakteristik peserta didik atau faktor-faktor internal, proses belajar juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial.[7]
a)  Lingkungan Sosial, meliputi:
1) Lingkungan sosial sekolah; seperti guru, administrasi, teman-teman sekelas. Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi peserta didik untuk belajar lebih baik di sekolah.
2) Lingkungan sosial masyarakat. Lingkungan yang kumuh, banyak pengangguran, dan anak telantar tentunya sedikit banyak akan berpengaruh pada aktivitas belajar peserta didik.
3)   Lingkungan sosial keluarga. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, serta pengelolaan keluarga akan dapat memberi dampak pada aktivitas peserta didik.
b)  Lingkungan non-sosial masyarakat, meliputi:
1) Lingkungan alamiah. Kondisi udara segar, tidak panas, dan suasana yang sejuk dan tenang tentunya akan berpengaruh pada aktivitas belajar peserta didik.
2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar. Termasuk dalam kategori ini adalah gedung sekolah, fasilitas belajar, kurikulum sekolah, peraturan sekolah, buku panduan, silabi dan lain sebagainya.
3) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke peserta didik). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan peserta didik, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan peserta didik. Karena itu, agar terjadi efisiensi dalam proses belajar, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi peserta didik.

C. Implikasi dalam perspektif islam
Dasar pendidikan islam adalah al-Qur’an dan al-sunah, pendidikan yang dibawakan oleh al-Qur’an termsuk didalamnya terkait dengan masal-masal yaitu merupakan sistem pendidikan yang unik di antara berbagai sistem yang ada didunia pendidikan dan pengajaran.[8] Ia merupakan sistem tersendiri baik tentang upaya penyandaran terhadap “detik-detik jantung”, “goresan-goresan hati”, karsa dan rasa manusia, karena datangnya dari sang khalik, pencipta alam semesta. Karena itu pula pengaruhnya akan dpat memberikan dampak dan pengaruh tersendiri didalam jiwa dan kehidupan nyata.[9]
Firman allah swt
وتلك الامثل نضربها للناس وما يعقلها الا العلمون [10]
Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia, dan tidak ada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu pengetahua.
Allah juga berfirman
ولقد ضربنا للناس في هدا القرءان من كل مثل لعلهم يتد كرون[11]
Sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al Quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.
Dari ayat diatas dapat kita amati bahwa pendidikan sebenarnya semua sudah ada didalam islam dan sumber yang  paling baik adalah islam, bahkan sumber hokum yang paling baik adalah al-Qur’an yang telah diwahyukan oleh allag kepada nabi Muhammad saw. Yang sampai sekarang bias membuat hati manusia tentram apabila mempelajari al-Qur’an.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara ingkat dapat disimpilkan bahwa cara belajar dengan menggunakan metode itu sangat diperlikan karena dengan adanya kita belajar menggunakan metode kita dapat menggunakan waktu dengan seefisien mungkin dan dalam proses belajar seorang guru akan menjumpai peserta didik yang cepat, cukup dan lamban dalam menangkap materi pembelajaran. Untuk itu gueru harus memperhatikan kemampuan peserta didiksecara individual agar dapat membantu peserta didik secara optimal sesuai potensi yang di,miliki oleh peserta didik.
Guru juga harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, karena kesulitan belajar akan bersumber pada faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, setelah memahami faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, diharapkan guru mampu membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik dengan program pengajaran remidial dan program pengayaan bagi peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat terutama bagi diri kami, keluarga kami, dan saudara sekalian yang membaca pada makalah ini jikala masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini karena kami hanyalah  manusia biasa yang tak akan pernah luput dari dosa, keritik dan saran sangat dari saudara sangat kami harapkan guna untuk memperbaiki makalah yang akan selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA
Jurnal efisiensi belajar, post teged jurnal pendidikan tentang, “pengaruh efisiensi belajar teerhadap prestasi belajar siswa.”
Sugiyono, “Perspektif  Manajemen Pendidikan”, (Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, 2006) hal 56
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: Remaja Rosda Karya, 1999) hal 89
Baharudin dan Wahyuni, Esa Nur, Teori Belajar dan Pembelajaran,( Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2007)

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,(Jakarta: Remaja Rosda Karya, Vol IV, 1999), hlm. 125

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,(Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2007) hlm.  19-25

Jusuf Amir Feisal, “Reorientasi Pendidikan Islam,” (Jakarta: Gema Isani Press, 1975), hal 118.

Muhammad Qutb, “al-manhaj al-Tarbiyyah al-Islamiyah,” (Kairo: Dar al-Syuruq), j. I, hal 14.

Q.S al-Ankabut (29) ; 23

Q.S al-Zumar (39) ; 27







[1] Sugiyono, “Perspektif  Manajemen Pendidikan”, (Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, 2006) hal 56
[2] Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: Remaja Rosda Karya, 1999) hal 89
[3] Baharudin dan Wahyuni, Esa Nur, Teori Belajar dan Pembelajaran,(Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2007) hal 76
[4] Jurnal efisiensi belajar, post teged jurnal pendidikan tentang, “pengaruh efisiensi belajar teerhadap prestasi belajar siswa.”
[5] http ; // blog.tp.ac.id/ ”jurnal pendidikan pengaruh efisiensi pembeljaran terhadap perstasi  belajar siawa”
[6] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,( Jakarta: Remaja Rosda Karya, Vol IV, 1999), hlm. 125
[7] Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,(Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2007) hlm.  19-25
[8] Jusuf Amir Feisal, “Reorientasi Pendidikan Islam,” (Jakarta: Gema Isani Press, 1975), hal 118.
[9] Muhammad Qutb, “al-manhaj al-Tarbiyyah al-Islamiyah,” (Kairo: Dar al-Syuruq), j. I, hal 14.
[10] Q.S al-Ankabut (29) ; 23
[11] Q.S al-Zumar (39) ; 27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar