Minggu, 07 Oktober 2012


PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas mata kuliah pengembangan kurikulum KI
Dosen pengampu : Dra. Wiji Hidayati, M.ag.

Disusun oleh:
Abdul Muis (11470019)

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
KEPENDIDIKAN ISLAM
2012

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan kita butuh banyak aspek yang harus berperan untuk melaksanakan suatu sistem pendidikan agar bisa berjalan dengan sebaik mungkin, tidak hanya dari aspek kepala sekolah ataupun guru, sarana dan  prasarananpun  turun andil dalam memperlanjar jalannya proses pendidikan pada sebuah intitusi, diantara beberapa aspek diatas yang paling berperan dominan dalah guru, seorang guru yang ideal pasti bisa mengajar dengan segala keterbatasan yang ada.

Selanjutnya yang sangat dibutuhkan adalah kurikulum, yang mana kurikulum juga berperan penting dalam dunia pendidiakn untuk memonitor para peserta didik itu sampai mana dan apa saja yang harus diajarkan oleh para pendidik atau guru selam kurun waktu satu semester ataupun dua semester dapat dikontrol dengan adanya kurikulum yang selanjutnya diadakan evaluasi dari proses beajar pada akhir semester ataupun akhir tahun.

B.     Rumusan masalah

1.      Bagaimana membuat perencanaan kurikulum yang efisien?
2.      Unsur apa saja yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum?
3.      Faktor apa yang mempengaruhi pengembangan kurikulum?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer  perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang.[1]

B.     Prinsip-Prinsip  Dasar Dalam Pengembangan Kurikulum
Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang harus kita perhatikan. agar kurikulum yang kita jalankan benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan. Prinsip-prinsip dasar yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip  dasar yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok:
(1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.[2]

C.    Prinsip-Prinsip Umum
Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dasar dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
1.     Prinsip relevansi; kurikulum merupakan rel-nya pendidikan untuk membawa siswa dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam pengetahuan,sikap maupun keterampilan sesuai dengan tuntunan dan harapan masyarakat.oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat. inilah yang dimaksud prinsip relevansi. ada dua macam relevansi, yaitu relevansi internal  dan relevansi eksternal. relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen-komponennya, yaitu serasi antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi atau metode yang digunakan serta alat penilain untuk melihat ketercapain tujuan.relevansi internal ini menunjukan keutuhan suatu kurikulum.
2.    Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang peserta didik Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi: Flexible dalam memilih program pendidikan serta fleksibilitas dalam mengembangkan program pengajaran.
3.     Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah, dan antara berbagai tingkat bidang studi dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4.    Prinsip efisiensi; prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan antar tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh kurikulum dikatakan memiliki tingkat efesiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal. betapa pun bagus dan idealnya suatu kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan prasarana yang khusus serta mahal harganya, maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar untuk dilaksanakan. kurikulum harus dirancang untuk dapat digunakan dalam segala keterbatasan.    
5.    Prinsip efektivitas; prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. terdapat dua sisi efektivitas dalam suatu pengembangan kurikulum. pertama, efektivitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. kedua, efektivitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.[3]

D.    Prinsip-Prinsip Khusus
Adapun Prinsip-prinsip dasar  khusus dalam  pengembangan kurikulum yaitu:
1.       Berkenaan dengan tujuan pendidikan
Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. tujian pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, menegah, jangka pendek.

2.       Berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Dalam memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum Berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan.
3.       Berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Pemilihan proses belajar-mengajar  yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal apakah metode atau teknik belajar-mengajar yang digunakan cocok untuk mengajar bahan peljaran.  
4.       Berkenaan dengan pemilihan media dan alat pembelajaran
Proses belajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pembelajaran yang tepat.
5.       Berkenaan dengan pemilihan kegiatan
Penilaian merupakan bagian intergral pengajaran, perlu diperhatikan:
a.       Penyusunan alat penilaian (test)
b.       Perencanaan suatu penilaian
c.        Pengolahan hasil penilaian
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
1.      Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2.      Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi pendidikan.
3.    Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4.    Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5.     Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6.    Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7.    Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.[4]
Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara penerapan satu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum sebelumnya, yang justru tampaknya sering kali terabaikan. Karena prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya kurikulum. Dalam mensikapi suatu perubahan kurikulum, banyak orang lebih terfokus hanya pada pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum . Padahal jauh lebih penting adalah perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-prinsip khusus yang terkandung dalam pengembangan kurikulum tersebut.














BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang harus kita perhatikan, adapun prinsip-prinsip didalam pengembangan kurikulum menjadi dua kelompok yaitu;
·         Pertama prinsip–prinsip umum:
a. R
elevansi,
b. Fleksibilitas,
c. Kontinuitas,
d. Praktis,
e. Efektivitas.
·         Kedua  prinsip-prinsip khusus:
a.  prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan,
b.  prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan,
c. prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar,
d. prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran,
e.  prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.serta adanya prinsip-prinsip dasar pengembangan kurikulum yang terkait dengan kurikulum satuan pendidikan.


          


DAFTAR PUSTAKA

1.    Dra, Subandijan. 1996. Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: PT.Raja Grafindo
2.     Soetopo, Hendiyat. 1982. Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta:Bina Aksara
3.     Idi.Abdullah. 2009. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik. Jogjakarta:Ar-Ruzz Meda
4.    Wina,Sajaya.2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta :Kencana
5.     Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
6.     Hamalik, Oemar. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.






[1] Dra, Subandijan. 1996. Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: PT.Raja Grafindo hal  23
[2] Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosda Karya hal 27
[3] Soetopo, Hendiyat. 1982. Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta:Bina Aksara hal 56 - 59
[4] Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosda Karya hal 67 - 69

Tidak ada komentar:

Posting Komentar