PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas mata
kuliah pengembangan kurikulum KI
Dosen pengampu : Dra. Wiji Hidayati, M.ag.
Disusun oleh:
Abdul Muis (11470019)
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
KEPENDIDIKAN ISLAM
2012
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
KEPENDIDIKAN ISLAM
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam dunia
pendidikan kita butuh banyak aspek yang harus berperan untuk melaksanakan suatu
sistem pendidikan agar bisa berjalan dengan sebaik mungkin, tidak hanya dari
aspek kepala sekolah ataupun guru, sarana dan
prasarananpun turun andil dalam
memperlanjar jalannya proses pendidikan pada sebuah intitusi, diantara beberapa
aspek diatas yang paling berperan dominan dalah guru, seorang guru yang ideal
pasti bisa mengajar dengan segala keterbatasan yang ada.
Selanjutnya
yang sangat dibutuhkan adalah kurikulum, yang mana kurikulum juga berperan
penting dalam dunia pendidiakn untuk memonitor para peserta didik itu sampai
mana dan apa saja yang harus diajarkan oleh para pendidik atau guru selam kurun
waktu satu semester ataupun dua semester dapat dikontrol dengan adanya
kurikulum yang selanjutnya diadakan evaluasi dari proses beajar pada akhir
semester ataupun akhir tahun.
B.
Rumusan masalah
1.
Bagaimana
membuat perencanaan kurikulum yang efisien?
2.
Unsur apa saja
yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum?
3.
Faktor apa yang
mempengaruhi pengembangan kurikulum?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif,
didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi.
Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja
kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan
perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan
Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan
operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan
kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat
ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum
itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait
langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak
orang.[1]
B.
Prinsip-Prinsip
Dasar Dalam Pengembangan Kurikulum
Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada
beberapa prinsip dasar yang harus kita perhatikan. agar kurikulum yang kita
jalankan benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan. Prinsip-prinsip
dasar yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya
merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam
pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang
dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip
baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan
sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum
yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak
sekali prinsip-prinsip dasar yang digunakan dalam suatu pengembangan
kurikulum.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997)
mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua
kelompok:
(1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.[2]
(1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.[2]
C.
Prinsip-Prinsip
Umum
Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima
prinsip dasar dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
1. Prinsip relevansi;
kurikulum merupakan rel-nya pendidikan untuk membawa siswa dapat hidup sesuai
dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam
pengetahuan,sikap maupun keterampilan sesuai dengan tuntunan dan harapan
masyarakat.oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disusun
dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat. inilah yang dimaksud
prinsip relevansi. ada dua macam relevansi, yaitu relevansi
internal dan relevansi eksternal. relevansi internal
adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen-komponennya, yaitu serasi antara
tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman
belajar yang harus dimiliki siswa, strategi atau metode
yang digunakan serta alat penilain untuk melihat ketercapain tujuan.relevansi
internal ini menunjukan keutuhan suatu kurikulum.
2. Prinsip fleksibilitas;
dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat
luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang
selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang peserta didik Prinsip fleksibilitas
memiliki dua sisi: Flexible dalam memilih program pendidikan
serta fleksibilitas dalam mengembangkan program pengajaran.
3. Prinsip kontinuitas;
yakni adanya kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah, dan antara berbagai
tingkat bidang studi dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara
horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang
pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4. Prinsip efisiensi;
prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan antar tenaga, waktu, suara, dan biaya yang
dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh kurikulum dikatakan memiliki tingkat
efesiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal dan
waktu yang terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal. betapa pun bagus dan
idealnya suatu kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan prasarana
yang khusus serta mahal harganya, maka kurikulum itu
tidak praktis dan sukar untuk dilaksanakan. kurikulum harus
dirancang untuk dapat digunakan dalam segala keterbatasan.
5. Prinsip efektivitas;
prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat
dilaksanakan dan dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. terdapat dua sisi efektivitas dalam suatu pengembangan kurikulum. pertama, efektivitas
berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan
kurikulum di dalam kelas. kedua, efektivitas kegiatan
siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.[3]
D.
Prinsip-Prinsip
Khusus
Adapun Prinsip-prinsip dasar khusus dalam
pengembangan kurikulum yaitu:
1.
Berkenaan dengan tujuan pendidikan
Perumusan
komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. tujian
pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, menegah, jangka
pendek.
2.
Berkenaan
dengan pemilihan isi pendidikan
Dalam
memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah
ditentukan para perencana kurikulum Berkenaan
dengan pemilihan isi pendidikan.
3.
Berkenaan
dengan pemilihan proses belajar mengajar
Pemilihan proses belajar-mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal
apakah metode atau teknik belajar-mengajar yang digunakan cocok untuk mengajar
bahan peljaran.
4.
Berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pembelajaran
Proses belajar yang baik perlu didukung oleh
penggunaan media dan alat-alat bantu pembelajaran yang tepat.
5.
Berkenaan
dengan pemilihan kegiatan
Penilaian merupakan bagian
intergral pengajaran, perlu diperhatikan:
a.
Penyusunan
alat penilaian (test)
b.
Perencanaan suatu penilaian
c.
Pengolahan hasil penilaian
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), terdapat sejumlah
prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2. Kurikulum dikembangkan
dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan
jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat
istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara
terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan
tepat antar substansi pendidikan.
3. Tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas
dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara
dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan
kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha
dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan
berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang
hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan
informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan
kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto
Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.[4]
Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang
membedakan antara penerapan satu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan
kurikulum sebelumnya, yang justru tampaknya sering kali terabaikan. Karena
prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya kurikulum. Dalam
mensikapi suatu perubahan kurikulum, banyak orang lebih terfokus hanya pada
pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum . Padahal jauh lebih
penting adalah perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-prinsip
khusus yang terkandung dalam pengembangan kurikulum tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang harus kita perhatikan,
adapun prinsip-prinsip didalam pengembangan kurikulum menjadi dua kelompok
yaitu;
·
Pertama
prinsip–prinsip umum:
a. Relevansi,
b. Fleksibilitas,
c. Kontinuitas,
d. Praktis,
e. Efektivitas.
a. Relevansi,
b. Fleksibilitas,
c. Kontinuitas,
d. Praktis,
e. Efektivitas.
·
Kedua prinsip-prinsip khusus:
a. prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan,
b. prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan,
c. prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar,
d. prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran,
e. prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.serta adanya prinsip-prinsip dasar pengembangan kurikulum yang terkait dengan kurikulum satuan pendidikan.
a. prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan,
b. prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan,
c. prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar,
d. prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran,
e. prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.serta adanya prinsip-prinsip dasar pengembangan kurikulum yang terkait dengan kurikulum satuan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dra, Subandijan. 1996. Pengembangan Dan Inovasi
Kurikulum. Jakarta: PT.Raja Grafindo
2. Soetopo, Hendiyat.
1982. Pembinaan Dan Pengembangan
Kurikulum. Jakarta:Bina Aksara
3. Idi.Abdullah. 2009.
Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik. Jogjakarta:Ar-Ruzz Meda
4. Wina,Sajaya.2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta :Kencana
5. Hamalik, Oemar.
2007. Manajemen Pengembangan kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
6. Hamalik,
Oemar. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar