Peran Perbankan dan Koperasi dalam Mendorong Peningkatan
Kewirausahaan di Indonesia
Disusun oleh ; Abdul Muis
Cp ; 081804477049
Pasca berakhirnya Perang Dingin telah
terjadi pergeseran isu maupun aktor dalam hubungan internasional. Dinamika
politik internasional tidak lagi didominasi isu tradisional seperti keamanan
militer tetapi telah berkembang lebih luas mencakup isu-isu non-tradisional
yang meliputi isu politik, ekonomi, lingkungan hidup, dan gender.
Isu ekonomi merupakan salah satu isu
penting yang mendapatkan perhatian serius negara-negara di dunia setelah
berakhirnya Perang Dingin. Perkembangan dunia yang kian pesat dan semakin
kuatnya pengaruh globalisasi dalam tatanan dunia internasional telah ikut
mempengaruhi kebijakan setiap negara untuk mampu membangun kehidupan
ekonominya.
Setiap negara, baik negara maju maupun
negara berkembang berjuang membangun kehidupan perekonomian. Mengingat
pentingnya meningkatkan perekonomian dalam negeri, negara-negara kemudian
menerapkan kebijakan untuk mengintegrasikan pasar domestik ke dalam kompetisi
pasar bebas. Pasar bebas menjadi bagian dari kebijakan liberalisasi pasar
dengan tujuan agar tercipta kerjasama global antarnegara di dunia dalam sektor
perdagangan yang tentunya juga merupakan perdagangan bebas.
Hal ini bisa dilakukan dengan memadukan
kekayaan lokal dengan kemajuan di tingkat global. Sebagai contoh yakni
kemampuan industri batik di Yogyakarta dan beberapa daerah di Indonesia yang
berhasil menciptakan batik dengan motif lambang beberapa klub sepak bola elit
di dunia. Batik motif baru ini sangat digemari anak-anak muda yang sebelumnya
tidak begitu menyukai batik. Ini merupakan perpaduan antara budaya Indonesia
dengan selera masyarakat global saat ini yang sangat menyukai sepak bola. Jelas
ini merupakan sebuah keberhasilan dalam inobasi batik Dengan kemampuan dalam
membaca peluang dan ketrampilan dalam produksi tentu akan berdampak pula pada
kemajuan usaha UMKM.
Perekonomian Indonesia dan Pasar Bebas.
Perdagangan bebas merupakan salah satu
bagian dari globalisasi ekonomi dan konsep pasar bebas itu sendiri. Sejatinya
perdagangan bebas menciptakan ruang kompetisi bagi semua pihak yang terlibat di
dalamnya. Hanya mereka (industri) yang mampu bersaing dalam pasar global yang
kompetitiflah yang dapat bertahan dan terus maju.
Sebagai salah satu negara berkembang,
perekonomian Indonesia juga tidak luput dari terpaan arus perdagangan bebas
tersebut. ACFTA (ASEAN-China Free Trade Agreement) merupakan kenyataan bahwa
Indonesia kini tengah berada dalam pusaran liberalisasi pasar tersebut. Ibarat
pedang bermata dua, kehadiran ACFTA di Indonesia memiliki dua sisi yakni sisi
positif dan negatif. Pada satu sisi, kemitraan pasar bebas antara Indonesia dan
China dalam wadah ACFTA memberikan keuntungan bagi konsumen di Indonesia dengan
produk yang beragam dan tentu terjangkau harganya. Namun disisi lain, kehadiran
pasar bebas ini justru mematikan industri kecil dan menengah di Indonesia
karena kalah bersaing dalam pasar domestik. Untuk itu, Indonesi perlu berbenah
dalam memajukan pertumbuhan sektor industri dalam negeri sehingga dapat
bersaing di tingkat lokal dan global.
Peran Perbankan dan Koperasi Dalam
Meningkatkan UMKM Indonesia di Tengah Kompetisi Pasar Bebas
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa
Indonesia perlu membangun sektor industri dalam negerinya menjadi lebih baik di
tengah persaingan dalam perdagangan bebas. Terlepas dari dampak negatif dan
positif dari perdagangan bebas yang kini semakin meluas, sebagai negara besar,
Indonesia harus segera membenah sektor industri dalam negerinya sehingga dapat
bersaing secara sehat baik di pasar domestik maupun pasar internasional. Pasar
bebas harus dapat menjadi sebuah peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia
dalam memantapkan pembangunan perekonomian nasional yang berkelanjutan.
Berkaca dari berbagai pengalaman selama
ini, industri kecil atau UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Indonesia yang
paling banyak kehilangan ruang di pasar domestik pasca membanjirnya
produk-produk Cina. Untuk itu, baik pemerintah maupun swasta dan segenap
masyarakat bertanggungjawab dalam memajukan tingkat pertumbuhan UKM di
Indonesia sehingga dapat mandiri dan berdaya saing di tingkat global.
Sebagai salah satu basis kekuatan
perekonomian Indonesia, keberadaan UKM harus terus ditingkatkan baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Kendati demikian, ada banyak kendala yang dihadapi
industri kecil di Indonesia dalam mengembangkan bisnis di dunia usaha. Kendala
yang sering ditemukan di lapangan yakni meliputi kendala modal, pengetahuan
masyarakat mengenai pasar, ketrampilan, tenaga kerja terampil yang minim,
kendala distribusi hingga pemasaran produk.
Berkaitan dengan modal atau dana yang
dibutuhkan dalam menumbuhkan sektor industri dalam negeri, untuk saat ini para
wirausahawan tidak perlu khawatir karena sudah ada kemudahan yang diberikan
beberapa bank di Indonesia melalui KUR atau Kredit Usaha Rakyat. Bank Rakyat
Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI) merupakan dua dari sekian
banyak bank nasional di Indonesia yang telah menerapkan kebijakan KUR bagi para
wirausahawan. Sebagai bank yang bertanggungjawab terhadap kemajuan perekonomian
Indonesia, baik BRI maupun BNI terus berupaya memberikan kemudahan modal bagi
wirausahawan Indonesia sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan sektor industri
Indonesia. BRI contohnya, sebagai pelopor pemberi KUR bagi masyarakat Indonesia
sejak tahun 2007, hingga saat ini telah berhasil memberikan KUR kepada 5,4 juta
orang (5.492.760 nasabah) baik kepada nasabah ritel maupun mikro.
Sebagai salah satu bank kebanggan
masyarakat Indonesia, BNI juga ikut mendukung pemberdayaan usaha kecil di
berbagai daerah di Indonesia. Hingga akhir Maret 2011 silam, total penyaluran
KUR BNI telah mencapai Rp 3,75 triliun yang disalurkan kepada 32.963
debitur.[2]Selama triwulan I 2011 ini, BNI telah menyalurkan KUR sebesar Rp
587,2 miliar kepada 5.139 debitur baru. Tahun 2011, BNI menargetkan pertumbuhan
penyaluran KUR sebesar Rp 2,5 triliun.[3]MemasukiFebruari 2012, BNI telah
berhasil menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp7,06 triliun kepada
88.172 debitur.[4]Sedangkan di bulan Maret 2012 telah meningkat mencapai 88.172
debitor yang memperoleh KUR BNI.
Selain itu, KUR yang diberikan BNI memiliki
beberapa keunggulan mulai dengan persyaratan yang mudah, proses yang cepat,
suku bunga bersaing dalam jangka waktu 5 tahun dan besar dana mencapai Rp 500
juta. Bahkan untuk para wirausahawan dapat diberikan bantuan modal hingga Rp 1
miliar. Semua ini dilakukan guna memberikan suntikan modal bagi perkembangan
industri dalam negeri sehingga mampu berdaya saing dan terus tumbuh.
Selain BRI dan BNI yang terus giat memberikan
KUR bagi para pelaku bisnis di sektor industri kecil, tidak ketinggalan juga
beberapa BPD (Bank Pembangunan Daerah) yang ikut memberikan bantuan KUR.
Tercatat pada awal tahun 2012 ini telah ada 13 BPD di seluruh Indonesia yang
bergabung dalam kelompok perbankan lain yang menyalurkan KUR bagi sektor
industri tanah air.[6] Ini menambah jumlah perbankan pemberi KUR di Indonesia
menjadi 26 bank.[7] Keterlibatan BPD dalam menyalurkan dana KUR tentu memberi
harapan baru bagi perekonomian Indonesia. Jelas peran serta BPD ini selaras
dengan semangat BPD sebagai aset berharga dan pengawal pembangunan daerah
secara berkelanjutan.
Tentu peran berbagai bank dalam
menghidupkan sektor UMKM di Indonesia memberikan angin segar perubahan bagi
perekonomian bangsa. bayangkan bila semua sektor UMKM Indonesia didanai
perbankan, tentu akan semakin banyak wirausaha muda yang berani terjun dalam
dunia bisnis dan mampu menyerap tenaga kerja. Ini menunjukkan peran vital
perbankan di Indonesia sebagai partner masyarakat dan negara dalam membangun
perekonomian Indonesia menjadi lebih baik.
Selain peran penting perbankan dalam
menumbuhkan pembangunan ekonomi Indonesia, salah satu aspek penting yang tidak
boleh dilupakan adalah koperasi. Sejak dahulu peran koperasi dalam dinamika perekonomian
Indonesia memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sejak pertama kali
dikenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah
pada tahun 1896 dan terus dikampanyekan oleh Muhammad Hatta, sejatinya koperasi
telah juga telah menjadi mitra pembangunan Indonesia. Keberadaan koperasi ini
sejalan dengan spirit kekeluargaan bangsa Indonesia sehingga dapat dengan mudah
diterima di kalangan masyarakat baik kelas atas maupun bawah.
Menyadari peran koperasi yang sangat besar
dalam dunia bisnis, maka perlu pula mengembangkan koperasi sebagai bagian
penting dari kegiatan usaha UMKM di Indonesia. Koperasi dapat menjadi media
bagi pemasaran produk-produk yang telah dihasilkan. Melalu koperasi, UMKM dapat
memiliki pasar, terorganisir dan tentunya mampu bersaing dalam pasar domestik
maupun internasional. Melalui mekanisme koperasi yang sistematis, produk UMKM
dapat dipasarkan di berbagai wilayah di tanah air dan bila perlu diekspor ke
luar negeri. Jadi, keberadaan UMKM di sini sebagai media pemasaran bagi produk
UMKM sehingga bisnis UMKM memiliki pasar yang jelas, terkoordinir sehingga
tidak dengan mudah dipermainkan para rentenir pasar dan tentunya memiliki
laporan pertanggungjawaban yang juga sangat jelas. Keberadaan koperasi menjawab
permasalahn pemasaran dan distribusi produk yang dihasilkan UMKM Indonesia.
Selain bertanggungjawab dalam meningkatkan
nilai keuntungan industri, koperasi juga harus bertanggungjawab dalam
memberikan sosialiasasi dan pendidikan. Pendidikan ini dapat meliputi pendidikansoftskill
berkaitan dengan manajemen yang baik dan bersih, ketrampilan, kreatifitas dan
inovasi produk serta kemampuan bernegosiasi dalam bisnis. Dengan demikian dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki industri dalam negeri. Semakin
meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki para pelaku UMKM maka
akan dapat pula meningkatkan produktifitas dan keuntungan perusahaan.
Media Internet Sebagai Mitra Pemasaran
Produk UMKM.
Tidak hanya melalui koperasi sebagai media
pemasaran. Para pelaku bisnis UMKM dapat memandaatkan teknologi interet saat
ini untuk melakukan pemasaran barang. Ada banyak fasilitas gratis yang
disediakan media internet sehingga dapat memudahkan dalam pemasaran produk UMKM
Indonesia. Salah satunya adalah blog dan media sosial seperti Facebook dan
Twitter. Kian meningkatnya bisnis online ini tentu merupakan sebuah peluang
bagi para wirausaha untuk dapat menarik hati para pembeli di dunia maya. Untuk
itu, ketrampilan dalam mengelola dan memanfaatkan teknologi internet khususnya
blog memang perlu ditingkatkan. Media internet ini jelas akan sangat membantu.
Para pebisnis UMKM tidak perlu lagi repot mencari pembeli dalam pasar nyata,
tetapi cukup dengan memuatnya dalam sebuah blog yang dirancang semenarik
mungkin, maka akan mudah menarik banyak pembeli. Konsep bisnis online ini
memang sekarang sangat digemari. Selain hemat waktu, hemat tempat, bisnis ini
juga tentunya dapat meningkatkan wilayah pasar produk UMKM bukan saja di dalam
negeri tetapi juga hingga mancanegara.
Melalu media internet pula, para pelaku
bisnis UMKM dapat mengetahui selera atau minat pembeli sehingga dapat
menghasilkan produk-produk kreatif sesuai keinginan pembelinya. Disisi lain,
media internet dapat menjadi mitra bagi pebisnis dalam memantau dinamika pasar
internasional, naik turun kurs mata uang dan tempat-tempat pemasaran baru.
Tentu semua kemudahan yang ada sekarang ini
harus mampu meningkatkan sikap optimisme para pelaku UMKM dalam menghadapi
pasar bebas saat ini. Pasar bebas harus bisa dilihat sebagai sebuah peluang dan
tantangan dalam memacu pembangunan sektor industri dalam negeri menjadi lebih
baik. Sikap optimisme sebagai bangsa akan ikut mendorong tercapainya kesuksesan.
Semua itu akan berjalan sesuai harapan bila
dilaksanakan dengan sebaik mungkin.
Dengan mampu memanfaatkan dana KUR yang
diberikan pihak perbankan, memanfaatkan koperasi dan media internet dalam
memasarkan produk, jelas akan memberikan peluang besar bagi UMKM dalam
bersaing. Dengan kemajuan UMKM dalam negeri tentu akan mendorong pula
penyerapan tenaga kerja, meningkatkan taraf hidup masyarakat dan akhirnya ikut
pula meningkatkan perekonomian nasional Indonesia. Untuk itu, mari bersama kita
manfaatkan sebaik mungkin semua kemudahan yang ada ini guna memajukan
pembangunan Indonesia yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar